Uniknya Kelompok Supporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) – Lahir tahun 2011 sebagai Ultras, golongan supporter sepakbola yang terkenal fanatik di Italia dengan nama Brigata Curva Sud atau yang paling kerap dipanggilnya BCS.. Arti Brigata Curva Sud sendiri setahuku adalah Pasukan (Brigata) Tribun (Curva) Selatan (Sud) dan mereka memang memiliki base di Tribun Selatan Stadion Maguwoharjo.
Tribun Selatan Maguwoharjo |
Unik, karena mereka datang memiliki sebuah visi besar yang tertata, sempat aku baca tulisan di Wikipedia yang mungkin ditulis oleh anak-anak BCS, mereka ingin memberikan dukungan dengan kebebasan, bebas bukan berarti tanpa aturan tetapi seperti bebas menentukan jalan yang akan mereka tempuh, mereka tidak punya pemimpin (ketua) yang artinya mereka semua merdeka tanpa tunduk dibawah pimpinan, tapi tanpa ketua bukan berarti tanpa ada yang mengorganisir kelompok ini. Mereka juga memiliki sifat anonim (tidak mau diketahui) memang seperti ultras pada umumnya, ultras biasanya memakai topeng, artinya orang lain tidak perlu tahu siapa mereka yang penting dedikasi mereka ada untuk tim yang mereka dukung.
Sebagai Ultras, Brigata Curva Sud sering melakukan Koreografi dan itu memang ciri khas Ultras, menggunakan baju hitam, memakai topeng, sering melakukan koreografi dan bernyanyi sepanjang 2×45 menit, mereka menyebutnya dengan sebutan BOYS (Beyond the Ordinary for Yelling and Singing), aku sendiri pernah menonton pertandingan PSS Sleman dan ikut berbaur bersama BCS di Tribun Selatan, dan memang benar sejak peluit babak pertama dibunyikan, yel-yel terus disuarakan tiada henti, mereka biasanya baru berhenti saat istirahat babak pertama, itupun biasanya dipakai untuk persiapan perencanaan Koreografi, hingga peluit akhir mereka tetap bernyanyi dan biasanya ditutup dengan menyanyikan Anthem PSS Sleman “Sampai kau Bisa” yang disaksikan para pemain PSS saling merangkul bahu dari lapangan. Nyanyian bahkan tidak berhenti sampai peluit akhir, saat keluar stadion chant-chant mereka tetap dinyanyikan sambil berjalan keluar Stadion.
BCS juga memiliki prinsip yang kuat sebagai supporter, mereka bisa dibilang paling ‘tidak peduli’ dengan apa yang terjadi diluar konteks mendukung timnya, mereka menyebutnya dengan “Fokus PSS”, termasuk kelompok supporter lain yang ‘ngajak ribut’ atau menghujat BCS, dalam setiap yel-yelnya tidak ada satupun yel-yel yang berbau rasis atau berbau mengejek supporter lain, tidak ada lagu lain selain tentang PSS Sleman. Apabila ada cekcok suara berhamburan, biasanya rekan lain sesama BCS saling mengingatkan atau komando pasukan langsung mengalihkan perhatian dengan mengajak bernyanyi kembali, jikapun terjadi kerusuhan diluar tata krama mereka, mereka juga sering melakukan evaluasi dengan mengumpulakn pasukan perwakilan masing-masing daerah untuk rapat, biasanya ini terjadi jika anak-anak BCS berlaku tidak sopan saat berada di kandang lawan, bertandang atau mereka menyebutnya “AwayDays”. Intinya tujuan mereka hanya ingin Fokus mendukung tim mereka, tidak mau berbuat onar, mendukung secara sportif, walaupun terkadang tidak semua orang di BCS sejalan saat momen-momen tertentu.
Brigata Curva Sud juga memiliki jiwa kepedulian yang tinggi terhadap PSS Sleman, para anggotanya menciptakan yel-yel khusus sendiri yang nantinya bisa dinyanyikan mereka, kebanyakan semua chant yang dinyanyikan BCS adalah Orisinil ciptaan anggota mereka sendiri, Band yang memiliki lagu tentang PSS dan sisanya mengambil chant milik ultras-ultras di luar negeri namun sedikit dimodifikasi dengan ritme mereka sendiri dan terkadang di modifikasi dengan Bahasa Indonesia. Tidak sedikit pula chant BCS ini dinyanyikan juga oleh Supporter Indonesia lain seperti lirik “Terus berlari..”. Untuk kemajuan timnya, BCS juga pantangan untuk membuat sesuatu yang merugikan untuk tim, seperti selalu membeli tiket saat masuk stadion, kampanye “No Ticket, No Game” sering mereka suarakan dan tidak membuang Red Flare di Lapangan karena bisa merusak rumput Stadion.
Salah satu kepedulian pada tim yang paling besar efeknya menurut sepengetahuanku adalah dengan membangun Merchandise atas inisiatif mereka sendiri, dia beri nama dengan Curva Sud Shop (CSS), CSS disebar di setidaknya setiap Kecamatan di Kabupaten Sleman dan bahkan hingga luar Kota/Provinsi, di kota besar seperti Jakarta, CSS-pun ada. Setahuku, di CSS menjual pernak-pernik tentang PSS, atribut BCS: Shall, Jaket, T-Shirt, Pollo, Slayer, Gelang dll dan termasuk Jersey Ori PSS Sleman. Selain sebagai Toko Merchandise, CSS juga digunakan untuk menjual Ticket pertandingan, setiap tiket di Tribun Selatan tidak dijual di Stadion melainkan di jual di CSS sendiri, biasanya dibuka 4 jam sebelum pertandingan. Penghasilan CSS di donasikan untuk tim sebagai dukungan finansial, anak-anak BCS bilang “Mandiri Menghidupi”.
Setahuku.. BCS merupakan kelompok supporter yang Kreatif, menciptakan yel-yel, gerakan dan Koreografi untuk mendukung tim mereka, BCS juga bukan kelompok rasis, yang suka menghujat supporter lain yang enggak enak di dengar atau BCS juga bukan supporter yang sering anarkis jika tim yang mereka dukung kalah. Bernyanyi 2×24 menit atau BOYS, Fokus PSS, AwayDay, No Ticket No Game, Mandiri Menghidupi hanyalah segelintir bentuk prinsip sebagai pendukung Tim Sepakbola. Menurutku BCS itu Unik, Supporter masa kini!
Comments (1)
Cari duitsays:
7 November 2018 at 17:01Artikel bagus gw jadi terinspirasi JANGAN di KLIK